Jumat, 20 Maret 2015

Kabupaten Paser dan Tanah Grogot

Kabupaten Paser
Moto: Daya Taka
Semboyan: Olo Manin Aso Buen Si Olondo
(
Bahasa Paser: Masa depan harus lebih baik dari sekarang)
Julukan: -
Koordinat: 0°45'18,37" - 2°27'20,82" LS
115°36'14,5"-166°57'35,03"
BT
Luas: 41.603,94 km2
Total penduduk: 317.532 jiwa
Kepadatan penduduk: 7,63 jiwa/km2
Kecamatan: 10
Kelurahan:139/5

I.                   Sejarah

Sekilas sejarah paser :
  • 1523 M, Perkawinan Putri Di Dalam Petung dengan Abu Mansyur Indra Jaya (pimpinan ekspedisi agama Islam dari kesultanan Demak) memperoleh empat orang anak, yaitu Aji Mas Pati Indra, Aji Putri Mitir, Aji Mas Anom Indra dan Aji Putri Ratna Beranak.
  • 1607-1644 M, pemerintahan Aji Mas Anom Indra bin Aji Mas Pati Indra.
  • 1644-1667 M, pemerintahan Aji Anom Singa Amulana bin Aji Mas Anom Indra.
  • 1667-1680 M, pemerintah Aji Perdana bin Aji Anom Singa Maulana, diberi gelar Penambahan Sulaiman.
  • 1680-1730 M, pemerintahan Aji Duwo bin Aji Mas Anom Singa Maulana, diberi gelar Penambahan Adam.
  • 1703-1738 M, pemerintahan Aji Geger bin Aji Anom Singa Maulana, diberi gelar Sultan Aji Muhammad Alamsyah (Sultan Paser I).
  • 1738-1768 M, pemerintahan Aji Negara bin Sultan Aji Muhammad Alamsyah, diberi gelar Sultan Sepuh Alamsyah (Sultan Paser II).
  • 1768-1799 M, pemerintahan Aji Dipati bin Panembahan Adam, diberi gelar Sultan Dipati Anom Alamsyah (Sultan paser III).
  • 1799-1811 M, pemerintah Aji Panji bin Ratu Agung, diberi gelar Sultan Sulaiman Alamsyah (Sultan paser IV).
  • 1811-1815 M, pemerintah Aji Sembilan bin Aji Muhammad Alamsyah, diberi gelar Sultan Ibrahim Alamsyah.
  • 18151843 M, pemerintah Aji Karang bin Sultan Sulaiman Alamsyah, diberi gelar Mahmud Han Alamsyah.
  • 1843-1853 M, pemerintah Aji Adil bin Sultan Sulaiman Alamsyah, diberi gelar Sultan Adam Alamsyah.
  • 18531875 M, pemerintahan Aji Tenggara bin Aji Kimas, diberi gelar Sultan Sepuh II Alamsyah.
  • 1875-1890 M, pemerintah Aji Timur Balam, diberi gelar Sultan Abdurahman Alamsyah.
  • 1880-1897 M, kekuasaan Sultan Muhammad Ali Alamsyah.
  • 1897 M, pemerintahan Pangeran Nata bin Pangeran Dipati Sulaiman, diberi gelar Sultan Sulaiman Alamsyah
  • 1898-1900 M, pemerintahan Pangeran Ratu bin Sultan Adam Alamsyah, diberi gelar Sultan Ratu Raja Besar Alamsyah.
  • 1900-1906 M, pemerintahan Pengeran Mangku Jaya Kesuma, diberi gelar Sultan Ibrahim Khaliluddin (Sultan terakhir).
  • 1906-1918 M, masa perjuangan rakyat paser melawan kolonial Belanda.
  • Undang-undang No. 27 tahun 1959 tanggal 29 Desember 1959, Wilayah Paser direstui dan diresmikan Kepala Daerah Swatantra Tingkat Kalimantan Selatan menjadi daerah otonom, meliputi sembilan kecamatan dan terdiri dari 91 desa dan ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Paser.
  • 3 Agustus 1961, Daerah Swatantra Tingkat II Paser dimasukkan ke dalam wilayah Kalimantan Timur.
  • PP No. 21 Tahun 1987, tanggal 13 Oktober 1987, Kabupaten Paser yang semula terdiri dari sembilan Kecamatan menjadi 10 kecamatan yaitu dengan dimasukkannya Kecamatan Balikpapan Seberang dari wilayah Kotamadya Dati II Balikpapan ke wilayah Paser, dengan nama Kecamatan Penajam.

II.                Terbentuknya Kabupaten Paser

Kabupaten Paser awalnya adalah Kabupaten Pasir sebagai daerah otonomi Kalimantan Timur yang pengesahannya berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan UU Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan, dengan sebutan Daerah Swatantra Tingkat II Pasir.
Sebelum UU 27 Tahun 1959 ditetapkan, daerah Pasir berbentuk kewedanaan yang berada dalam wilayah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri yang dikeluarkan di Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1959 Nomor C-17/15/3 yang bersifat sementara, dan Penetapan Gubernur Kalimantan Timur tanggal 14 Agustus 1950 Nomor 186/OPB/92/14.
Lahirnya UU Nomor 27 tahun 1959 tanggal 29 Desember 1959 memberikan momentum yang sangat penting yakni terlepasnya kewedanaan Batu Besar dari wilayah daerah Swatantra Tingkat II Pasir dan dimasukkan ke dalam wilayah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Pada tanggal 3 Agustus 1961 Daerah Swatantra Tingkat II Pasir dimasukkan ke dalam Wilayah Kalimantan Timur. Pada tanggal 29 Desember 1961 dilaksanakanlah serah terima oleh Gubernur Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan, H. Maksid kepada Gubernur Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Timur, A.P.T. Pranoto di Departemen Dalam Negeri, Jakarta.
Melalui perjuangan Bupati Paser H.M. Ridwan Suwidi dan Wakil H.M. Hatta Garit waktu itu, Kabupaten Pasir berubah nama menjadi Kabupaten Paser yang ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2007.

III.             Pemerintahan

Dasar Hukum :   a. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959
    b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002
Sebelum adanya pemekaran kabupaten, Kabupaten Paser memiliki 12 Kecamatan, termasuk Kecamatan Penajam, dan Kecamatan Sepaku. Pada saat Pemekaran Kabupaten, Kabupaten Induk adalah Kabupaten Paser sedangkan Pemekaran adalah Kabupaten Penajam Paser Utara (termasuk Kecamatan Sepaku) dengan Ibukotanya Penajam.
Setelah pemekaran tersebut, Kabupaten Paser hanya memiliki 8 Kecamatan, dan pada tahun 2003 lalu terjadi pemekaran Kecamatan   Tanjung Aru menjadi  Tanjung Harapan dan Batu Engau dan Kecamatan Batu Sopang menjadi Kecamatan Muara Samu dan Kecamatan Batu Sopang.
Pusat Pemerintahan berada di Kota Tanah Grogot sekaligus sebagai pusat ibukota Kabupaten Paser.

IV. Makna Lambang

a.   Lambang berbentuk perisai bersudut lima yang berarti perisai pelindung dalam perjuangan untuk mencapai cita-cita.
b.   Empat ruas rotan yang melingkar, melambangkan ikatan kesatuan perjuangan.
c.   Bintang bersudut lima dengan warna kuning emas dan diatasnya diatasnya terdapat pita yang bertuliskan Kabupaten Paser yang mengandung arti :
1.       Bintang adalah falsafah Pancasila sebagai falsafah Negara Republik Indonesia
2.       Kabupaten Paser pada pita berwarna kuning adalah Daerah Kabupaten Paser
d.   Daun rotan menggambarkan salah satu hasil kekayaan yang dimiliki Kabupaten Paser.
e.   Setangkai padi beserta sebuah kapas melambangkan gairah masyarakat Kabupaten Paser dalam membangun wilayahnya untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan dengan usaha dengan kemampuan sendiri.
f.    Anjat (butah) dengan silangan parang terhunus dan tombak sumpitan diartikan :
1.   Sebagai wadah penghidupan dan kelestarian budaya masyarakat Kabupaten Paser.
2.   Patriotik serta kesiapsiagaan mendasari jiwa daerah Kabupaten Paser dalam membina masyarakat yang adil dan makmur.

Arti Warna pada Lambang:

a.       Warna biru muda berarti kesetiaan, ketekunan dan ketabahan.
b.      Warna kuning berarti kejayaan, kebesaran, kesejahteraan, kebijaksanaan dan kecerdasan.
c.       Warna hijau berarti kesuburan.
d.      Warna coklat berarti kekompakan, kekuatan dan kemampuan
e.      Warna putih berarti kemurnia, kebersihan, kesucian dan keikhlasan
f.        Warna hitam berarti kesungguhan dan keampuhan

V.                Gambaran Umum Wilayah

Geografi :
Kabupaten Paser merupakan wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang terletak paling selatan, tepatnya pada posisi 00 45'18,37" - 20 27'20,82" LS dan 1150 36'14,5" -1660 57'35,03" BT. Kabupaten Paser terletak paVda ketinggian yang berkisar antara 0-500 meter di atas permukaan laut.
Batas wilayah :
Luas wilayah Kabupaten Paser saat ini adalah 11.603,94 km², terdiri dari 10 kecamatan dengan 125 buah desa/kelurahan (data sampai tahun 2008) dan empat buah UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi). Jumlah penduduk pada tahun 2010 mencapai 231.593 jiwa atau memiliki kepadatan penduduk 8 jiwa/km². Kecamatan dengan wilayah terluas di Kabupaten Paser adalah Kecamatan Long Kali, Paser, dengan luas wilayah 2.385,39 km², termasuk di dalamnya luas daerah lautan yang mencapai 20,50 persen dari luas wilayah Kabupaten Paser secara keseluruhan, sedangkan kecamatan yang luas wilayahnya terkecil adalah Kecamatan Tanah Grogot, hanya seluas 33,58 km² atau 2,89 persen.
Dari segi konstelasi regional, Kabupaten Paser berada di sebelah Selatan Provinsi Kalimantan Timur. Posisinya dilintasi oleh jalan arteri primer (jalan negara/nasional) yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan. Pada bagian timur Kabupaten Paser melintang selat Makassar, dimasa yang akan datang memiliki prospek dan fungsi penting sebagai jalur alternatif pelayaran internasional. Pelabuhan laut utama di Kabupaten Paser, yaitu Pelabuhan Teluk Adang terletak 12 km ke arah utara ibukota Kabupaten (Kota Tanah Grogot), sedangkan Kota Tanah Grogot berjarak lebih kurang dari 145 km dari Balikpapan atau 260 km dari Ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda.

Batas wilayah Kabupaten Paser adalah sebagai berikut:
Utara               : Kabupaten Kutai Barat, Penajam Paser Utara
Selatan            : Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan
Barat               : Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah,
Timur               : Selat Makassar
Topografi :
Secara garis besar Kabupaten Paser dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu:
  • Bagian timur, merupakan daratan rendah, lantai hingga bergelombang. Daerah ini memenjang dari utara ke selatan dengan lebih melebar di bagian selatan yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai. Jalan Negara Penajam-Kedeman-Kuaro dan Kuaro Batu Aji sebagai batas topografi.
  • Bagian barat, merupakan daerah bergelombang hingga berbukit dan bergunung sampai ke perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, pada wilayah ini terdapat beberapa puncak gunung, yaitu:[2]
    • Gunung Sarumpaka (1.380 m)
    • Gunung Lumut (1.233 m)
    • Gunung Narujan atau Gunung Rambutan
    • Gunung Halat
Di kabupaten ini terdapat 3 buah sungai besar, antara lain:
  1. Sungai Pasir (221 km)
  2. Sungai Kandilo (191 km)
  3. Sungai Taluksari (169 km)
Geologi :
Struktur geologi Kabupaten Paser berumur antara metozoik, tertiar dan kuartair. Penyeberangannya adalah sebagai berikut:
  • Wilayah bagian timur, berumur kuarter dan miosen (neogen)
  • Wilayah bagian tengah, berumur meosen bawah (paleogen)
  • Wilayah bagian barat, berumur tersier dan pra-tersier (mesozoik)
Iklim :
Keadaan iklim di Kabupaten Paser banyak dipengaruhi oleh lintang dan topografi wilayahnya. Suhu rata-rata tahunan adalah 25 derajat Celcius, sedangkan rata-rata curah hujan di kawasan ini adalah 222,9 milimeter.

VI.             Sarana dan Prasarana

1.      Sarana Pendidikan
TK                               : Negeri(1 buah), Swasta(52 buah)
SD/Mi/SDLB              : Negeri(209 buah), Swasta(14 buah)
SLTP/SLTPLB/MTs   : Negeri(34 buah), Swasta(12 buah)
SLTA/Kejuruan          : Negeri(9 buah), Swasta(16 buah)
Perguruan Tinggi         : Swasta(3 buah)
2.      Fasilitas Rumah Ibadah
Gereja              : 13 buah
Masjid             : 257 buah
Musholla         : 232 buah
Wihara             : 1 buah
3.      Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit Umum               : 1 buah
Klinik Swasta                          : 1 buah
Puskesmas                               : 17 buah
Puskesmas Pembantu              : 87 buah
Puskesmas Keliling                 : 17 buah
4.      Sarana Perhotelan
Hotel Grand Sadurengas
Hotel Bumi Pasir
Hotel Tiara
Hotel Mama Rina
Dll.


VII.          Objek wisata 

Potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Paser cukup layak untuk dikembangkan sebagai penopang perekonomian daerah. Bahkan, baik objek wisata alam maupun objek wisata sejarah. Beberapa objek wisata di Kabupaten Paser antara lain:
  • Telaga Air Panas (Danum Layong) di Long Kali
  • Goa Jurong di Long Kali
  • Air Terjun Tiwei di Long Ikis
  • Air Terjun Gerigu di desa Samuntai, Long Ikis
  • Air Terjun Batu Badinding di desa Rangan, Kuaro
  • Air Terjun Doyam Seriam di desa Modang, Kuaro
  • Air Terjun Doyam Turu di desa Lempesu, Pasir Belengkong
  • Air Terjun Rantau Buta di Rantau Buta
  • Air Terjun Gunung Rambutan di Batu Sopang
  • Goa Alam Loyang di Batu Sopang
  • Goa Tengkorak di desa Kasungai, Batu Sopang
  • Liang/Goa Losan di Muara Komam
  • Liang Mangkulangit di Muara Komam
  • Pasir Pantai di Tanjung Harapan
  • Pulau Batu Kapal di Tanjung Harapan
  • Kandilo Plaza, pusat perbelanjaan di Tanah Grogot
  • Agro Wisata Trubus Sari di desa Padang Pengrapat, Tanah Grogot
  • Taman Hutan Raya Lati Petangis, Batu Engau
  • Taman Alam Lembayung di Tanah Grogot
  • Taman Rigari di Tanah Grogot
  • Museum Sadurangas di Pasir Balengkong
  • Batu Indra Giri
  • Meriam Portugis
  • Kompleks makam raja-raja dari Kesultanan Paser

VIII.       Kepala daerah

Daftar Bupati Paser :
Berikut ini adalah daftar nama-nama yang pernah memimpin Kabupaten Paser sejak tahun 1961:
No.
Nama
Periode
Keterangan
1.
Muhammad Fadlan
1961
Penguasa daerah
2.
Soebrata Yoeda Soebrata
1961
Penjabat bupati
3.
Muhammad Djamdjam
19611962

4.
Drs. Yahmo Hadisoekrisno
19621965

5.
Soerono
1965
Penjabat bupati
6.
M. Saleh Nafsi, S.H
19651979

7.
Drs. Badarani Abbas
19791984

8.
Ir. Sulaiman Ismail
19841988

9.
Drs. Syahrul Effendi Busra
19881989
Pelaksana tugas (plt.) bupati
10.
Drs. Ahmad Ramli
19891999
menjabat dua periode
11.
Drs. Arifin Saidi
1999
Penjabat bupati
12.
Drs. Yusriansyah Syarkawi
19992004

13.
H. Adi Buhari, S.E
20042005
Penjabat bupati
14.
H. M. Ridwan Suwidi
2005–sekarang
Terpilih secara demokratis melalui Pilkada 2005 dan 2010

IX.             Pemekaran Daerah

Kabupaten Paser Selatan :
Beberapa kecamatan di Kabupaten Paser akan segera memisahkan diri dan membentuk daerah otonom baru yakni Kabupaten Paser Selatan. Usulan pemekaran Kabupaten Muyu Mandobo itu telah disetujui oleh DPRD Propinsi Kalimantan Timur.
Kecamatan yang bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :
  • Batu Sopang
  • Muara Komam
  • Muara Samu
  • Batu Engau
  • Tanjung Harapan



Tanah Grogot, Paser

Luas : 33,58 km²

Jumlah penduduk: 63.311 jiwa

Kepadatan penduduk: 63.311 jiwa

Desa/Kelurahan: 13/1


Tanah Grogot (disingkat: TGT) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Indonesia. Tanah Grogot merupakan ibukota dari kabupaten Paser.

I.                   Sejarah
Asal-usul nama Kota Tanah Grogot berdasarkan cerita setempat tidak dapat dilepaskan dari peristiwa sejarah di Sulawesi Selatan. Menurut Lontara Wajo dikisahkan ketika Raja Bone La Patau Matanna Tika mengundang Arung Matoa Wajo La Salewangeng untuk menghadiri pesta melubangi telinga putrinya. Bersamaan dengan itu ikut pula La Madukelleng. Sebagaimana kebiasaan bahwa sudah menjadi kegemaran bangsawan Bugis dalam setiap pesta raja-raja pada masa dahulu sering mengadakan pesta sabung ayam.
Pada pelaksanaan sabung ayam tersebut terjadi ketidakadilan dalam penyelenggaraan acara, saat ayam putera Raja Bone mati dikalahkan oleh ayam Arung Matowa Wajo. Kemenangan itu tidak diakui oleh orang Bone dan mereka berpendapat bahwa pertarungan tersebut sama kuatnya. Hal ini menyebabkan terjadinya keributan dan berujung pada perkelahian yang mengakibatkan korban di pihak Bone lebih banyak dibandingkan korban di pihak Wajo. Dengan adanya perkelahian tersebut Raja Bone menuntut kepada Wajo agar La Madukelleng menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya yang dianggap salah. Akan tetapi orang Wajo tidak bersedia memenuhi permintaan Raja Bone. Sebelum Kerajaan Wajo diduduki pasukan Bone, karena tidak mau dijajah La Maddukeleng beserta para pengikutnya merantau meninggalkan Wajo untuk menghindari balas dendam yang akan dilakukan oleh Kerajaan Bone.
La Madukelleng dalam perantauannya dengan bermodalkan tiga ujung; ujung lidah sebagai bekal diplomasi, ujung badik untuk bertarung, dan ujung kelamin melalui perkawinan. Ia malang melintang di negeri orang mengukir kejayaan orang Bugis secara turun menurun. Dengan modal tersebut La Maddukeleng beserta para pengikutnya dan delapan orang bangsawan menengah, yaitu La Mohang Daeng Mangkona, La Pallawa Daeng Marowa, Puanna Dekke, La Siareje, Daeng Manambung, La Manja Daeng Lebbi, La Sawedi Daeng Sagala, dan La Manrappi Daeng Punggawa berangkat dari Paneki, dan pada awalnya menetap di Tanah Malaka (Malaysia Barat). Kemudian pindah dan menetap di wilayah Kerajaan Paser tepatnya di Muara Sungai Kandilo selama sepuluh tahun, sebelum kembali ke Wajo dan diangkat menjadi Raja di Kerajaan Wajo.
Namun, setelah rombongan tersebut menetap di tempat tersebut, jauh di tanah Sulawesi Selatan berhubung tanah Wajo telah diduduki oleh Kerajaan Bone, banyak pula warga Wajo yang meninggalkan kampung kelahirannya mengikuti jejak rombongan La Madukelleng untuk berlayar menuju tanah Paser, sementara sebagian rombongan yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona menuju ke tanah Kutai dan membentuk pemukiman yang menjadi cikal bakal berdirinya Kota Samarinda. Dengan adanya peristiwa tersebut banyak pula orang Bugis yang pada awalnya berasal dari Wajo, saat itu bermukim dan terlibat dalam perdagangan di sekitar Sungai Kandilo.
Dalam keseharian rombongan orang Bugis-Wajo yang bermukim di pinggiran Sungai Kandilo sering mendengar suara arus yang sangat deras dari arus sungai yang menimbulkan suara gemuruh. Dari keadaan itulah orang Bugis-Wajo menamakan pemukiman mereka dengan sebutan Tanah Geroro-E (Geroro-E : suara gemuruh). Dari istilah inilah para Sultan Kerajaan Paser pada saat itu kemudian sering menyebut dengan Tanah Geroro-E yang lama kelamaan diperkirakan menjadi cikal bakal sebutan Kota Tanah Grogot.
Selanjutnya ketika di Kota Tanah Grogot sudah banyak orang Bugis yang bermukim di sepanjang Sungai Kandilo, datang pula utusan Belanda yang tertarik untuk mengadakan usaha perdagangan di Kota Tanah Grogot sekitar tahun 1829 M. Hal ini dikarenakan kondisi perniagaan Paser pada saat itu sudah cukup ramai dan strategis. Pedagang Belanda yang bernama Alexander Van Soow mengajukan permohonan langsung pada Sultan Kerajaan Paser untuk meminta izin membangun sebuah rumah sebagai tempat usaha untuk menjual garam dan candu. Dalam permohonannya tersebut berhubung lidah orang Belanda tidak bisa menyebut Tanah Geroro-E maka pada akhirnya disebut Tanah Grogod.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebutan Tanah Grogod tersebut lama kelamaan ejaannya disempurnakan menjadi Tanah Grogot. Dengan berjalannya waktu karena kondisi Kota Tanah Grogot semakin ramai setelah dihuni oleh orang Bugis, selanjutnya datang juga orang Banjar, Jawa, dan sebagainya yang menyebabkan penduduk Kota Tanah Grogot semakin banyak. Penduduk tersebut lebih dominan berasal dari Bugis dan Banjar, sehingga kebudayaan mereka cepat membaur dengan penduduk asli Suku Paser. Maka dari itu tidak mengherankan bahwa pada saat ini dapat dijumpai perpaduan budaya pada orang Paser di Kota Tanah Grogot. Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya penduduk yang datang hingga Kota Tanah Grogot terus berkembang pesat. Pada akhirnya berdasarkan Undang-undang Nomor 27 tahun 1959 pada tanggal 29 Desember 1959, Kota Tanah Grogot diresmikan sebagai ibukota Kabupaten Paser.
II.                Lebih lengkap tentang Tanah Grogot, Kabupaten Paser

·         Kabupaten Paser merupakan wilayah Propinsi Kalimantan Timur yang terletak paling selatan, tepatnya pada posisi 00 45'18,37" - 20 27'20,82" LS dan 1150 36'14,5" -1660 57'35,03" BT. Kabupaten Paser terletak pada ketinggian yang berkisar antara 0 - 500 m di atas permukaan laut. Di sebelah utara, Kabupaten Paser berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Selat Makasar, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kota Baru, Propinsi Kalimantan Selatan, serta di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan.

Luas Wilayah Kabupaten Paser saat ini adalah 11.603,94 km2, terdiri dari 10 Kecamatan dengan 106 buah Desa/Kelurahan dan empat buah UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi), serta dengan jumlah penduduk pada tahun 2003 mencapai 172.608 jiwa, atau memiliki kepadatan penduduk 15 jiwa/Km2. Kecamatan dengan wilayah terluas di Kabupaten Paser adalah Kecamatan Long Kali, dengan luas wilayah 2.385,39 km2, termasuk di dalamnya luas daerah lautan yang mencapai 20,50 persen dari luas wilayah Kabupaten Paser secara keseluruhan, sedangkan kecamatan yang luas wilayahnya terkecil adalah Kecamatan Tanah Grogot, yang mencapai 33,58 Km2 atau 2,89 persen.

Dari segi konstelasi regional, Kabupaten Paser berada di sebelah Selatan Propinsi Kalimantan Timur. Posisinya dilintasi oleh jalan arteri primer (jalan negara/nasional) yang menghubungkan Propinsi Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan. Pada bagian timur Kabupaten Paser melintang selat Makassar, yang dimasa yang akan datang memiliki prospek dan fungsi penting sebagai jalur alternatif pelayaran internasional. Pelabuhan laut utama di Kabupaten Paser, yaitu Pelabuhan Teluk Adang terletak 12 Km ke arah utara ibukota Kabupaten (Kota Tanah Grogot), sedangkan Kota Tanah Grogot berjarak lebih kurang 145 Km dari Kota Balikpapan, atau 260 Km dari Ibukota Propinsi Kalimantan Timur (Kota Samarinda)
Tahun 2007, Jumlah penduduk Kab.Paser mengalami peningkatan sebesar 3,28 Persen dibanding tahun 2006. Dengan luas wilayah seluas 11.603,94 Km2, Kepadatan penduduk Kab.Paser sebesar 16,47 Jiwa/Km2 atau dengan kata lain setiap 1 Km2 wilayah yang ada di Kab.Paser dihuni oleh 16-17 Orang sampai dengan tahun 2007, Perkebunan penduduk di Kabupaten Paser masih dapat dikatakan belum merata. Hal ini terlihat jelas dari distribusi penduduk pada masing-masing kecamatan.
Kecamatan tanah Grogot merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk cukup tinggi (25,52 % dari total penduduk) dibandingkan kecamatan lain. Dengan luas wilayah yang relative cukup sempit mengakibatkan tingkat kepadatan penduduk dikecamatan ini cukup tinggi (145.36 Jiwa/Km2) bahkan lebh tinggi dari tingkat kepadtan penduduk Kab.Paser. Sedangkan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk relative sedikit adalah Kecamatan Muara Samu, Tanjung Harapan dan Batu Engau.
·          TENAGA KERJA
Tahun 2007, angka beban tanggungan penduduk usia produktif (15-64) di Kabupaten Paser sebesar 52.00, angka ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun 2006, yaitu sebesar 51.55.
Proposi pekerja menurut lapangan pekerjaan merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi perekonomian suatu wilayah. Hal ini dikarenakan indicator tersebut merupakan cerminan perekonomian suatu wilayah. Masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, sector pertanian (51.75%) merupakan sector dominant yang paling banyak menyerap tenaga kerja dua sector lainyang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah sector perdagangan (9.37%) dan jasa (16.61).
·          Perindustrian , Pertambangan , Energi dan Konstruksi
Berdasarkan data Dinas Perindustrian , jumlah perusahaan yang bergerak dibidang industri kimia, agro dan hasil hutan pada tahun 2006 sebanyak 875 perusahaan dan tahun 2007 turun menjadi 848 perusahaan . Perusahaan tersebut terbagi menjadi 3 klaster, yaitu; perusahaan perusahaan industri menengah dan besar; industri kecil formaldan industri kecil non formal. Drai jumlah Perusahaan Industri yang ada pada tahun 2007 tersebut hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3.261 orang jika dibanding tahun 2006, penyerapan tenaga kerja mengalami penurunan sebesar 3.94 persen.
·          LISTRIK
Pasokan listrik di Kabupaten Paser hampir 100% dipenuhi oleh PT.PLN yang hanya mengandalkan Pembangkit listrik tenaga diesel. Berdasarkan catatan PT. PLN energi listrik yang diproduksi/dibangkitkan selama tahun 2006 sebesar 26.438.939 Kwh dan tahun 2007 meningkat menjadi 51.565.217 Kwh.  
·          AIR MINUM
Perusahaan yng mengelola air bersih di Kabupaten Paser adalah Perusahaan Daerah Milik Daerah  (PDAM). Jumlah unit pelayanan air bersih yang dikelola oleh PDAM pada tahun 2007 ada sebanyak 8 unit dengan ditambahnya 1 unit baru di kecamatanPaser Belengkong. Jumlah pelanggan keseluruhan pada tahun 2006 sebanyak 9.001 pelanggan dan tahun 2007 bertambah menjadi 9.510 pelanggan atau naik sebesar 5.65 persen. Seiring dengan kenaikan jumlah pelanggan, PDAM terus berupaya menaikan produksi air minum.Dibanding tahun sebelumnya, produksi air minum PDAM pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 9.26 persen dibandingkan tahun 2006.
·          TANAMAN PANGAN
Dari tahun ke tahun produksi padi di Kab.Paser terus mengalami peningkatan tahun 2007, Produksi padi Kab.Paser mencapai 52.856 ton. Angka ini jika dibandingkan dengan tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 37.21 persen sedang untuk tanaman palawija cenderung mengalami penurunan peningkatan nilai produksi padi Kab.Paser ini lebih disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah peningkatan luas tanam dan luas panen padi serta peningkatan nilai produktivitas komoditi tersebut.
·          KEHUTANAN
Tahun 2007 produksi kehutanan berupa kayu bundar di Kab.Paser mengalami peningkatan sebesar 19.60 persen dibandingkan tahun 2006. Tahun 2006 produksi kayu bundar Kab.Paser sebanyak 169.817.01 M3 dan tahun 2007 meningkat menjadi 203.097.29 M3 selain produksi kayu bundar,produksi kehutanan lainnya adalah jenis rotan kab.Paser mencapai 207.842.60 M3 dan sirap sebanyak 180.000.00 M3.
·          PERKEBUNAN
Produksi kelapa sawit Kab.Paser tahun 2007mencapai 653.739.780 ton. Nilai produksi ini jika dibandingkan dengan tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 9.65 persen . Tanaman perkebunan lain yang juga merupakan tanaman unggulan di Kab.Paser adalah tanaman karet.Tahun 2006 , produksi karet Kab.Paser hanya sebanyak 6.760.820 tong dan tahun 2007 meningkat menjadi 7.339.990 ton.

·          PETERNAKAN
Jumlah ternak yang ada di Kab.Paser pada tahun 2007 cenderung mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2006. Ternak yang mengalami peningkatan cukup significant meliputi ternak ayam ras baik untuk ayam ras petelur. Ternak yang mengalami penurunan adalah jenis ternak kerbau,domba dan rusa. Hal ini karena peternak khusus yang menangani ketiga jenis tersebut memang belum ada.
·          PERIKANAN
Perikanan dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu perikanan air laut dan perikanan air darat. Perikanan air laut yaitu semua jenis perikanan yang diambil dari laut seperti ikan.udang,kepiting dan kerang-kerangan. Perikanan darat dibedakan menjadi perikanan laut maupun perikanan darat pada tahun 2007 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2007, produksi perikanan laut Kab.Paser mencapai 13.108.7 ton sedangkan pada tahun 2006 hanya sebesar 12.225.5 ton sedangkan untuk perikanan darat dari 3.615.6 ton pada tahun 2006 meningkat menjadi 8.059.4 ton pada tahun 2007.

REFERENSI:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar